Basmi Intoleransi-Radikalisme, Ramadhan Jadi Momen Rajut Keharmonisan
satuwarta.id – Intoleransi serta radikalisme mengancam stabilitas negara. Ancaman yang tidak bisa ditoleransi, karena masyarakat masih dalam kondisi pandemi, masih dalam kondisi susah. Dengan hadirnya bulan Ramadhan ini, Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana mengajak masyakarat untuk bersatu dan tidak takut terorisme untuk tetap semangat dalam membangkitkan ekonomi.
“Intoleransi dan radikalisme jadi ancaman bagi stabilitas negara, terutama bagi Kabupaten Kediri. Di bulan Ramadhan ini seharusnya jadi momentum untuk menjaga keharmonisan, merajut bagaimana bisa bangkit secara ekonomi dan batin. Saya harap ditengah bulan ramadhan ini, masyarakat baik Kabupaten dan kota Kediri bisa secara ekonomi, bangkit secara batinnya bangkit secara psikis ayo bersama sama melawan teroris,” ujar Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana dalam webinar Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Nahdlatul Ulama (NU) dengan tema “Merawat Budaya Nusantara Menolak Intoleransi dan Radikalisme anti NKRI”, Rabu, (14/04/2021).
Dalam webinar yang dipusatkan di Masjid Joglo Rahmatan Wa Salaman Dusun Cangkring, Desa Titik, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri itu, Mas Bup Dhito – panggilan akrab Bupati Kediri mengatakan upaya pemberantasan terorisme dan radikalisme harus dimulai sejak dini. Tidak bisa hanya di kalangan anak yang sudah remaja.
“Saya ingin di kabupaten dan kota Kediri ada pendidikan yang khusus untuk menangani dan menangkal terorisme sejak dini. Pembelajaran agama yang baik dan benar harus dimulai sejak dini,” harap Mas Bup Dhito.
Mas Bup berharap masyarakat tidak panik dan tidak takut. Masyarakat diminta untuk bisa mengenali bibit radikalisme serta Intoleransi.
“Radikalisme selalu terlihat, mereka selalu menutup diri dari lingkungan meskipun tidak menutup diri pasti yang dibicarakan tidak relevan di masyarakat,” Ujar Mas Bup Dhito.
Dalam webinar ini turut hadir Ketua PB pLesbumi PBNU Agus Sunyoto, Ketua PCNU Kota Kediri KH Abu Bakar Abdul Djalil serta Ketua GP Ansor Kabupaten Kediri Rizmi Haitami Azizi. Sementara itu budayawan serta Wakil Ketua Lesbumi PWNU Jawa Timur Imam Mubarok berperan sebagai mediator diskusi.