BERITA PILIHANNews FeedWISATA

Semarak Pasar Budaya Harinjing Pancawanua, Gali Potensi Budaya Desa

satuwarta.id – Semarak Pasar Budaya Harinjing Pancawanua mewarnai peringatan HUT Kabupaten Kediri ke 1220. Kegiatan yang dipusatkan di Punden Dharma Kamulan Bogorpradah, Desa Siman, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri itu berlangsung selama dua hari yakni Minggu hingga Senin, (21-22/04/2024).

Wakil Bupati Kediri Dewi Mariya Ulfa melalui Pasar Budaya Harinjing Pancawanua tidak hanya melestarikan budaya Kediri tapi juga sebagai langkah pengembangan budaya desa, yang nanti bisa memberikan kontribusi pada masyarakat, terutama masyarakat desa.

“Dari kegiatan ini diharapkan bisa memberikan manfaat pelestarian budaya di Kabupaten Kediri, memberikan kontribusi bagi pengembangan desa dengan berbasis budaya serta menumbuhkan ekonomi kerakyatan di sekitar wilayah lereng Kelud,” jelas jelasnya, Minggu (21/04/2024).

Pasar Budaya Harinjing Pancawanua menampilkan mulai dari produk UMKM, kuliner,serta permainan, olahraga dan seni tradisional asli masyarakat lima desa di Kecamatan Kepung. Kelima desa yang ikut ambil bagian dalam Harinjing Pancawanua adalah Bewoso, Kebunrojo, Kampung Baru, Siman dan Kepung.

Kelima desa itu memiliki kaitan erat dengan sejarah Kediri. Kelima desa tersebut di masa lalu disebut Wanua (desa) Culanggi. Nama Culanggi ditemukan di Prasasti Harinjing, peninggalan sejarah yang kemudian menjadi patokan penentuan Hari Jadi Kediri. Prasasti Harinjing sendiri ditemukan di desa Siman.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri Adi Suwignyo melalui Kepala Bidang Sejarah dan Kepurbakalaan Eko Priatno mengungkapkan pelaksanaannya, Harinjing Pancawanua banyak menyerap unsur budaya dari Prasasti Harinjing.

Selain tempat dan tema, waktu pelaksanaan sengaja dipilih pada hari Minggu dan Senin. Hal itu sesuai dengan tanggal di Prasasti Harinjing yakni 25 Maret 804 Masehi, yang jatuh pada hari Senin Wage. “Semoga nanti bisa berkembang jadi tiga hari, dimulai pada hari Sabtu dan puncaknya pada Senin, ” ungkapnya.

Ada tiga permainan tradisional yang dilombakan dalam Pasar Budaya Harinjing Pancawanua yakni Bentengan, Gobak Sodor dan Cucu Banyu. Cucu Banyu, diungkapkan Eko merupakan permainan tradisional asli lereng gunung Kelud. Seiring dengan perkembangan jaman, permainan tersebut tidak banyak dikenal masyarakat.

“Padahal dari permainan itu kita melatih kesabaran dan kerja tim. Minimal dengan ditampilkan kembali anak-anak sekarang bisa tahu, dan mungkin dilestarikan dengan metode lain,” tambahnya.

Sedangkan untuk olahraga tradisional yang ditampilkan salah satunya adalah Pencak Kenaren yang merupakan asli dari Desa Brumbung. Pencak Kenaren memadukan pencak silat dengan tarian, dengan diiringi musik dari kendang dan jedor.

Dalam perhelatan yang sama juga digelar sarasehan budaya membahas tentang Pelestarian Kebudayaan yang meliputi 10 Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) sesuai amanat Undang-undang nomor 5 Tahun 2017. tam

Tags
Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
Close
Close