Dampak Lain Pandemi, Masyarakat Alami Kecemasan Berujung Depresi
satuwarta.id – Pandemi covid-19 tidak hanya berdampak buruk pada kesehatan tubuh masyarakat, tapi juga kesehatan jiwa atau mental. Tingkat kewaspadaan berlebihan dan tidak rasional menjadi alasan kesehatan jiwa dan mental seseorang terganggu.
Kombes Pol dr. Roni Subagyo, Sp.KJ. Dokter Poli Psikiatri Rumah Sakit Bhayangkara Kota Kediri menuturkan bahwa masyarakat yang anggota keluarganya pernah positif covid-19 atau anggota keluarganya yang meninggal akibat covid-19 juga mengalami stres tersendiri.
“Beberapa (pasien) yang datang memang sudah terganggu aktivitas kehidupan sehari harinya. Misal kemana-mana tidak berani, tidur terganggu, gelisah, waswas, khawatir berlebihan. Bahkan juga ada perasaan putus asa, kenapa keluarga saya yang sakit- meninggal, keluarga yang lain tidak. Hal itu mempengaruhi pikiran dan perasaan,” ujar Kombes Pol Dr. Roni Subagyo, Sp.KJ, kepada satuwarta.id, Senin, (29/03/2021).
Dalam kondisi itu, menurutnya seseorang sudah tidak sanggup menghadapi masalah kehidupan di keluarga dan dirinya. Pasien yang datang berkonsultasi rata-rata telah mengalami depresi, yang bermula dari kecemasan.
“Yang datang konsultasi, sudah sampai taraf depresi. Campuran cemas dan depresi, awalnya cemas, lama-lama jadi putus asa, kenapa begini terus tidak bisa istilahnya move on dari keadaan ini,” terangnya.
Lebih lanjut, kata dokter Roni, setelah dievaluasi, awalnya cemas ringan ditahan jadi cemas berat, kemudian putus asa dan tidak punya harapan jadi depresi.
Dokter yang juga berpraktik di Surabaya dan Mojokerto ini menambahkan, pasien yang berkonsultasi lebih banyak datang dari wilayah perkotaan, dengan mobilitas yang tinggi. “Mereka yang ada di perkotaan dengan kontak lebih tinggi. Sementara di desa justru tidak ada,” pungkasnya.