Membedah Tantangan Sekolah/Madrasah Menuju PTM Tahun Ajaran Baru
satuwarta.id – Pembelajaran tatap muka (PTM) di masa pandemi memiliki banyak tantangan. Sejumlah aturan dan ketentuan yang wajib dilaksanakan sebelum kegiatan PTM yang harus dipenuhi oleh sekolah/madrasah membuat kegiatan PTM menjadi tidak mudah dilakukan. Pemerintah daerah, baik kota dan kabupaten serta provinsi berjuang keras menciptakan kondisi yang tetap membuat anak merasa nyaman.
Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan, Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Yaswardi mengungkapkan, dalam rangka persiapan tahun ajaran baru 2021-2022 selain pada sekolah yang panduannya telah ditetapkan bersama antara Kemendikbudristek dan Kemenag, peran orangtua juga sangat besar dalam mendukung keberhasilan pembelajaran.
“Selain itu juga perlu adanya sosialisasi secara lebih komprehensif dan menyeluruh kepada pendidik dan orangtua mulai di tingkat satuan pendidikan terkecil misalnya sekolah, agar memiliki persepsi yang sama terkait konsep pembelajaran di masa pandemi,” ungkap Yaswardi saat menjadi narasumber webinar “Kesiapan Pembelajaran Tatap Muka di Masa Pendmi Covid-19. ”
Kegiatan webinar ini digelar Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) bekerjasama Kemendikbudristek dan Kemenag untuk membedah tantangan dan solusi untuk PTM di masa pandemi ini.Kegiatan webinar ini sendiri digelar dalam 2 tahap. Tahap pertama dikhususkan untuk satuan pendidikan dibawah Kemendikbudrsitek yang digelar pada 3 Juni 2021 lalu dengan menghadirkan pembicara utama Yaswardi, Sedangkan khusus untuk satuan pendidikan dibawah Kemenag menghadirkan pembicara utama Moh. Isom Direktur KSKK, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kemenag pada 10 Juni 2021.
Sementara itu dari pihak sekolah/madrasah sebelumnya juga telah melakukan ujicoba PTM. salah satunya seperti diungkapkan , Kepala MINU KH. Mukmin Sidoarjo Nurul Hamamah. Ia menuturkan pihaknya melaksanakan ujicoba pembelajaran tatap muka secara terbatas saat ujian akhir MI untuk kelas VI. Selain bekerja sama dengan satgas Covid-19, setempat untuk memastikan keamanan dan prokes, sebanyak 91% guru juga telah melaksanakan vaksin sehingga pembelajaran tatap muka terbatas dapat diselenggarakan.
“Siswa berangkat dan pulang harus diantar oleh ortu, setiap kelas diisi maksimal 15 anak dengan jam tatap muka maksimal 3 jam. Tidak menyalakan AC, tidak menggunakan taplak meja, dan secara rutin dilakukan penyemprotan disinfektan,” terangnya.
Kegiatan ujicoba ini menurut Nurul telah dianggap berhasil sehingga Pemkab Sidoarjo menjadikan MINU KH Mukmin Sidoarjo sebagai MI percontohan untuk tatap muka terbatas.
Ketua LP Ma’arif NU Jatim Noor Shodiq Askandar, dalam webinar yang sama mengungkapkan, 13.237 sekolah dan madrasah di lingkungan NU telah bersiap menghadapi tahun ajaran baru 2021-2022 dengan kebijakan yang disesuaikan dengan kondisi wilayahnya masing-masing.
“Untuk satuan pendidikan di wilayah pelosok sebagian besar telah melaksanakan pembelajaran tatap muka mengingat wilayah tersebut masuk dalam wilayah remote dengan keterbatasan sinyal sehingga tidak memungkinkan kegiatan pembelajaran daring dilakukan. Sedangan di wilayah perkotaan, apabila kedepan akan menyelenggarakan tatap muka terbatas maka wajib mengikuti sejumlah prokes dan aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah sesuai yang tertulis dalam buku panduan,” terangnya.
Kegiatan webinar ini dilaksanakan dengan harapan seluruh permasalahan yang muncul dapat dibahas bersama dan menjadi kebijakan strategis yang bisa diterapkan oleh sekolah/madrasah.
Direktur INOVASI Mark Heyward mengungkapkan, kegiatan webinar ini dilaksanakan dalam rangka mendukung implementasi pelaksanaan kebijakan pemerintah khususnya dalam rangka persiapan pembelajaran tatap muka di tahun ajaran baru 2021-2022.
“Tujuan webinar ini adalah membantu Kemendikbudristek dan Kemenag dalam rangka menyosialisasikan kebijakan Kemendikbudristek dan Kemenag ke provinsi, kab/kota hingga ke tingkat sekolah/madrasah,” terang Mark. bby