satuwarta.id – Kemunculan wabah antraks di Kabupaten Tulungagung membuat Kabupaten Kediri, sebagai Kabupaten tetangga waspada. Di Kabupaten Tulungagung sendiri sampai 5 Juni kemarin ada total 26 sapi mati akibat penyakit tersebut.
Tidak ingin hal serupa terjadi, Pemerintah Kabupaten Kediri , melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan melakukan gerak cepat. Kepala DKPP Kabupaten Kediri drh. Tutik Purwaningsih menuturkan telah menugaskan para petugas, serta berkirim surat ke Kecamatan, Peternak, dan Pengelola Pasar Hewan untuk menjaga sanitasi dan kesehatan hewan.
” Meminta peternak meningkatkan sanitasi kandang lebih memperhatikan kesehatan hewan ternaknya terutama ruminansia. Untuk pasar lalu lintas ternak harus dilakukan penyemprotan disinfektan mulai dari lokasi pasar dan sekitarnya, karena antraks bisa dibawa lewat lalu lintas hewan, ” tutur drh. Tutik Purwaningsih, Selasa, (08/06/2021).
Kesiapsiagaan ini, selain karena dekat dengan wilayah epidemi antraks , juga untuk memastikan hewan ternak di Kabupaten Kediri bebas penyakit hewan menular. Apalagi sepekan lalu sempat ada peristiwa kematian hewan ternak yakni domba sebanyak 23 ekor.
” Meskipun tidak ada indikasi anthrax DKPP tetap melakukan penyelidikan terkait kematian hewan ternak tersebut dengan menghadirkan tim dari laboratorium Jogja dan Malang. Saat ini hasil bedah bangkai tim tersebut tengah diteliti. ” Tambah drh. Tutik Purwaningsih.
Sampai hasil lab tiba, drh. Tutik Purwaningsih meminta lalu lintas hewan dibatasi. Itu untuk memastikan hewan ternak di Kabupaten Kediri bebas antraks. Terutama jelang hari raya idul adha atau hari raya kurban.
” Jangan mengambil atau mendatangkan ternak dari daerah endemis, yang terdekat Tulungagung. Sementara sambil menunggu hasil dari lab untuk tidak mengirim hewan ke luar Kabupaten Kediri. Karena hewan ternak kita dilirik untuk dikirim keluar, jadi kita harus memberikan kepastian Kabupaten Kediri bebas anthrax, ‘ pungkas drh.Tutik. bby
